Kamis, 07 Juni 2012

KISAH TRADER FOREX PEMULA DARI LAMPUNG





Ya, tidak ada salahnya kita bincang-bincang yang enteng-enteng aja kali ini. Sekedar bertukar pengalaman untuk para trader forex pemula. Sebagian besar, Anda pemula juga kan? Oke-lah kalau begitu, kita segera menuju ke TKP. Saya ajak Anda ke Lampung, Oke? Ada berita dari Trader Pemula Lampung.

Belum lama ini, saya sempat merekam beberapa obrolan di YM dari trader pemula dari Lampung sehubungan dengan trading mereka, bahkan teman-teman mereka. Kelihatannya sih persoalan biasa saja, tetapi sungguh saya sangat tertarik untuk mempublikasikannya.

Datang dari Lampung, sebuah informasi yang tidak menggembirakan datang dari trader pemula (wah...kok kayak penyiar radio,ya?) Namanya Dyan, lengkapnya Herdian. Dia mau request lagu...ups!!! Dia mau mengkisahkan pengalaman trading rame-ramenya. Lho? Maksudnya?

Dia mulai berkisah, "Di sini sekarang gw bertiga bersama temen gw nyobain trading, tentu dengan modal terbatas. Setiap malem atau siang kumpul ngebahas tentang trading (gak bosen-bosen), masing masing punya argumen sendiri, sehingga diimplementasikan secara berbeda juga, akhirnya temen-temenku langsung maen gede, dan singkatnya langsung pada loss banyak, cuma gw yang maen volume 0.1 saja, mengincar per point 100 perak saja, karena saya menyadari bahwa saya sedang berlatih. Selama gw belum bisa pertahanin modal selama sebulan penuh, gw gak akan maen gede. Masalah maen gede kan gampang...tinggal ganti volume, tapi nahannya itu yang berat. Kalau gak tahu ilmunya, asal klik saja sama aja judi kan, mending maen togel aja sekalian..ya gak? Gak ada hoki untuk segala macem yang sifatnya judi, kalau trading asal di pelajari ilmunya, rajin berlatih, pasti bisa-lah...dan menghindar dari perjudian. Gw itu kasian ama temen, namanya si *****, Dia seneng banget waktu liat gw dapet plus, lalu dia minta di daftarin, dia gak pake lama beli PC komplit dah, teyus..teyus...teyusss... langsung maen lot gede, malah ngotot yakin bisa padahal baru liat grafik metatrader baru seminggu. Akhirnya rugi terus.
Dalam minggu ini aja, dia habisin 2,5 juta cuma 4 hari...! Mantab...., nekadnya?!
Malam ini dia lagi manyun..gak ada modal. Biasanya datang, gak datang, biasanya SMS, gak SMS...

Info terakhir, bini-nya ngamuk...mo di pentung gayung gara2 make uang dapur...

Oiiii...pembaca! Apakah ini cara ngabisin modal trading dalam sekejap ala Lampung....? Ah, gak juga. Dibelahan bumi manapun, banyak karakter trader pemula kayak temennya Mamas Dyan ini. Eh, jangan-jangan, Anda pernah juga ya mo di pentung ama gayung oleh bini? wkwk wkk wkwk kwkwkw kwwkk...

Bentar, Dyan masih punya cerita lagi, "Setiap melem bos, waktu mereka gak ada komputer, mereka rame rame trading di rumah gw dengan 1 komputer tentunya... Bayangin bos, ada 4 orang 1 komputer...teriak teriak, 'itu tuh bagus pasti turun...pasti naik...sini gw dulu login.....gw dulu....gw dulu!!!! Rebutan....
Dan ujung ujung nya tewas semua... lagian gak ada yang pake stop loss. Jadi kalau transaksi sering pada posisi berbeda; satu jual, satu lagi beli....udah kayak nonton bola aja...Ha ha ha ha...

Jadi trading model begini asyik juga, sebagian teriak...naik....! Sebegian teriak turun...! Mereka sampe subuh baru pulang...Mukanya kayak orang kalah judi semua; mata merah ...gigi kuning. Mereka tidur dengan mimpi grafik disambar petir. Gila..."

Modal ludes? Berapa mereka bermodal? Modal awal merupakan dasar untuk sebuah kesuksesan dalam melakukan Trading Forex. Hal ini disebabkan Modal awal Anda sangat menentukan sukses tidaknya trading Anda kelak. Beberapa trader pemula menganggap memulai investasi forex dengan modal seminim mungkin akan membantu kita dalam memahami forex sekaligus mencegah kerugian besar untuk investasi perdana mereka. Namun mereka tidak sadar bahwa perbedaan modal inilah yang justru menjadi awal ketidaksuksesan mereka untuk selamanya.

Modal dan gaya trading, setidaknya bagi trader pemula memperhatikan point penting ini, Forex berbeda dengan investasi lainnya yang selama ini Anda kenal. Dalam forex, investor bersikap aktif dan menentukan sendiri keputusan investasinya secara langsung. Pendeknya, dengan perhitungan yang matang, Anda dapat menentukan aksi beli/jual Anda sendiri dan membukukan profit disana. Tetapi sebaliknya dengan keputusan yang salah, rugi dapat segera terjadi dalam investasi Anda.

Nah, kalau memperhatikan temen-temen dari Lampung ini adalah sekedar "sample lucu", tetapi bener-bener terjadi. Setidaknya tutur kata, kisah dari Sdr. Dyan ini bisa dijadikan pelajaran yang berharga bagi para trader pemula. Anda pun sekarang menjadi tahu, apa yang harus Anda putuskan sebagai trader pemula.
Okey? Lanjut....! Klik!

KISAH MALANG MELINTANG BEN SLAMET



Sukses dan gagalnya trader selalu menjadi kisah yang menarik untuk disimak. Kisah unik yang memiliki persamaan dan juga perbedaan dalam proses perjalanan yang mereka lakukan. Pengalaman fenomenal yang mungkin tidak terbayangkan sebelumnya diantara trader.
Baru – baru ini, saya menelusuri salah satu forum trading dan menemukan banyak trader saling sharing mengenai suka duka dan harapan mereka.
Salah satu yang menarik perhatian saya adalah: 
kisah seorang trader forex bernama ben slamet (nama / nick-nya dalam forum tersebut). Di forum tersebut, ia cukup dikenal karena telah berbagi pengalaman nyata hidupnya dan telah menjadi inspirasi bagi sebagian orang.
Dia pernah hancur di bisnis forex trading. Ia beserta istri sempat hidup jadi gelandangan selama 2 tahun. Setelah diusir dari rumah kontrakan-nya, mereka-pun pernah tidak diterima di rumah saudaranya dan pernah kesulitan mendapatkan uang hanya sekedar untuk makan; terlebih, sang istri sedang hamil 4 bulan pada saat itu.

Dia sadar betul akan beratnya perjuangan yang akan dihadapi. Namun, dia tidak menyerah begitu saja, dia tetap terus berjuang, “bangkit” kembali melalui aktifitas forex trading yang perlahan membaik. Dia mulai sharing dengan trader lain sembari belajar trading di forum tersebut. Bang ben (panggilan-nya dalam forum) menemukan makna tersendiri melalui sharing, dimana ia telah mendapatkan mentor sekaligus teman, bukan saja berbagi teknik – teknik trading, mereka juga saling bersenda – gurau.
Harapan / impian bang ben sederhana, beliau hanya ingin berbagi pengalaman, baik kisah nyata hidupnya dan teknik trading kepada orang yang mungkin membutuhkannya. Dia bersyukur kepada Tuhan atas segala yang diberikan-Nya; istri, anak, dan rekan – rekan trader yang sudah mendukungnya hingga saat ini. Entah bagaimana cerita lengkapnya, dia mengatakan, “syukurlah, gara-gara forex saya juga bisa ketemu dengan istri saya sekarang”.
Terkadang, disaat kondisi seorang trader loss besar-besaran, ia pun merasa “sendirian”, down, hancur dan masalah pun seakan bertumpuk menjadi satu. Perasaan tersebut dapat menghanyutkan pikiran menjadi tidak rasional sehingga larut dan terpuruk semakin dalam.
Seperti halnya lagu “you are not alone” milik Michael Jackson, kisah nyata ini mempunyai  kemiripan pesan pula. Bahwa, “Anda tidaklah sendirian” pula dalam perjalanan trading yang sedang dijalani saat ini. Berbagi / sharing melalui media online, dapat menjadi salah satu pilihan alternatif seorang trader untuk bangkit dari keterpurukan yang ada.
Saat ini, pilihan media online  tersebut dapat dengan mudah ditemukan oleh siapapun; baik diBlog trading kami, forum – forum trading (ForexindoKaskus), hingga facebook. Selain memberikan pengalaman yang menyegarkan, media tersebut juga mejadi penghubung komunitas trading online yang aktif.
Setiap kisah, baik suka, duka, harapan ataupun impian “dari trader, oleh trader, dan untuk trader” tersebut, diharapkan dapat menjadi edukasi atau inspirasi bagi Anda yang sedang menjalani, maupun Anda yang baru mengenal dunia trading saat ini.
Bagaimana dengan Suka Duka Anda? 
Berbagilah bersama kami, karena Pengalaman adalah Guru Terbaik bagi kita semua.

KONTES TRADE DEMO " HADIAH REAL "



«999» K0NTES TRADE DEMO FREE

" Setiap bulan perusahaan FBS mengadakan kompetisi pada akaun  demo berjudul "999"
Saldo yang paling besar akan menjadi pemenang.
      

Hadiah total adalah 999 USD dan dibagikan sebagai berikut:


Juarake-1– 555 USD

Juarake-2– 333 USD

Juarake-3– 111 USD

Untuk peserta dengan saldo terendah disediakan hadiah hiburan - kartu FBS MasterCard.
Uang hadiah bisa ditarik dari akaun kapan saja.
Pendaftaran: 04.06.12 - 19.06.12
Periode berlangsungnya kompetisi : 20.06.12 - 20.07.12
Cara nya cukup mudah klik disini Atau klik link Registrasi.

Sebenarnya ikut kontes ini cukup mudah ko, jika belum daftar di FBS cukup daftar buat akun real aja wlo ga usah di isi, nah klo udah verifikasi bisa langsung masuk aja ke KABINET TRADER , lalu pilih Kontes dan silahkan baca RULE nya, MUDAH KAN Ga pake RIBET......

Modal nya GRATIS hasil nya REAL Bisa di WD lhoe, gmna gak enak, ok langsung ke TKP GaN




Peraturan kompetisi:
  • Untuk ikut serta dalam kompetisi Anda perlu membuka akaun demo kompetisi di kabinet trader
  • Peserta dapat mendaftarkan diri pada kompetisi hanya satu akaun saja
  • Deposit awal buat peserta kompetisi adalah $9999
  • Leverage 1:100
  • Anda dilarang bertransaksi pada akaun kompetisi sebelum kompetisi dimulai dan setelah berakhir
  • Pada akhir kompetisi peserta harus menutup semua posisi terbuka dan menghapus semua order pending, jika tidak maka akan dilakukan secara otomatis oleh server pada saat penyelesaian kompetisi
  • Transaksi dari alamat IP yang sama untuk akaun berbeda dilarang
  • Jika alamat IP yang sama akan ditemukan pada akaun berbeda maka akaun tersebut akan dikeluarkan dari kompetisi
  • Dilarang bertransaksi melalui server proxy atau program yang mengubah alamat IP riil
  • Hadiah akan dikreditkan pada akaun riil setiap pemenang; uang hadiah dapat ditarik kapan saja
  • Setiap peserta kompetisi harus punya akaun trading riil
  • Jika ada pelanggaran salah satu aturan ini maka akaun akan didiskualifikasi dari kompetisi tanpa pemberitahuan sebelumnya
  • Jika pada waktu pendaftaran pada kompetisi peserta memberi informasi palsu (nama, kontak) maka akaunnya akan dikeluarkan dari kompetisi dan uang hadiah yang diraih jika berhasil menangkan kompetisi akan dibatalkan
  • Jika pemenang kompetisi lebih dari satu orang (pada peringkat yang sama), maka hadiah uang akan dibagi rata antar pemenang
  • Peserta harus memverifikasi akaun jika menang (upload KTP/SIM/paspor di kabinet trader dan dokumen yang membuktikan alamat rumah)
  • Peserta dapat menjadi pemenang (peringkat ke 1, 2, 3) hanya satu kali saja. Jika menjadi juara pada kali kedua maka akan mendapatkan 1/10 dari hadiah ditentukan pada akaun trading
  • Jika uang hadiah digunakan untuk trading pada akaun riil, batas dana yang bisa ditarik dari akaun tersebut adalah 300% dari uang hadiah (termasuk uang hadiah sendiri).
Perusahaan berhak untuk:
  • Mendiskualifikasi peserta kompetisi tanpa pemberitahuan sebelumnya, jika terjadi pelanggaran aturan kompetisi
  • Membatalkan hasil peserta dan hadiahnya, jika terjadi pelanggaran aturan kompetisi
  • Semua situasi kontroversial diselesaikan oleh perusahaan, keputusan perusahaan bersifat mutlak dan tidak dapat diubah
  • Perusahaan berhak untuk menggunakan informasi yang terkait dengan akaun pemenang untuk tujuan promosi dan mempublikasikannya pada sumber informasi apa pun.


Rabu, 06 Juni 2012

Kisah Sukses Trader Forex Theo Francisco Toemion

                                                                                

                                   



" Rupiah terpuruk, perekonomian gonjang-ganjing, dan negara di ambang kebangkrutan. Ekonom bersuara, tak ketinggalan pula para anggota DPR. Pengamat baru bermunculan. Makin bingunglah orang. Uraian siapakah yang jadi pegangan? “Tak ada yang bisa memberikan gambaran soal pasar uang dengan lebih jelas selain para pemain Forex (Valas),” kata Theo Francisco Toemion (42), pengamat pasar uang sekaligus pemain Forex (Valas), meski kini lebih banyak membagi pengetahuan soal dunia yang telah belasan tahun ditekuninya itu kepada orang lain." 

Kisah Sukses Trader Forex Theo Francisco Toemion 2 Kisah Sukses Trader Forex Theo Francisco ToemionAda perbedaan antara pandangan para pakar dengan Theo F. Thoemion sehubungan dengan krisis ekonomi yang memburuk sejak kuartal terakhir tahun lalu. Pihak pertama lebih melihat krisis berpangkal pada lemahnya sistem perbankan, kebocoran anggaran, buruknya pengawasan, monopoli, kolusi, korupsi, nepotisme, dan ekonomi biaya tinggi. Sedangkan Theo lebih melihat ulah spekulan di pasar uang sebagai sebab paling dominan. Sisi-sisi negatif penyebab keroposnya fondasi ekonomi itulah yang menyebabkan krisis tak segera bisa diatasi. Kalau Korea, Thailand, Filipina, Singapura, dan Malaysia bisa pulih dalam hitungan bulan, negara kita jauh lebih lama.
Sebagai pelaku pasar Forex (Valas), Theo tahu betul, tanda-tanda bencana telah muncul sejak lama. Semuanya adalah permainan para fund manager atau pemain pasar Forex (Valas), yang diwarnai keinginan untuk menguji ketangguhan otoritas moneter suatu negara. Ia tahu bagaimana pedagang besar Forex (Valas) – yang acap disebut spekulan – semacam George Soros memainkan peran dalam Yendaka, melambungnya nilai tukar Yen terhadap AS $, pada 1994. Ia juga mencatat, permainan para spekulan di Eropa memaksa pembahasan mata uang tunggal Eropa (Euromoney) lebih diintensifkan pada 1996. Selewat masa itu, para spekulan memang menurunkan aktivitas. Tapi lewat media massa Theo memperingatkan, “Hati-hati, bukan mustahil mereka akan mengalihkan perhatian ke Asia,” begitu antara lain tulisnya saat itu. “Mereka menunggu kesempatan bermain mata uang menarik, exotic currencies seperti Won, Bath, Peso, Ringgit, atau Rupiah. Jangan lupa, Indonesia negara kaya. Karena itulah mereka membidik kawasan ini, bukan ke Afrika, misalnya.”
Betapa tidak. Salah satu kawasan paling dinamis di dunia, dengan pertumbuhan ekonomi tiap negara rata-rata 7%/tahun, itu tak punya batasan berarti bagi lalu-lintas devisa. Otoritas moneternya juga belum teruji. Kalau dalam persaingan di Amerika, Eropa, dan Jepang para spekulan sering kalah, siapa tahu di kawasan ini. Maka bermainlah mereka.
Pertengahan tahun lalu, saat pemerintah memperlebar pita intervensi, mereka menangkap sinyal “tantangan” itu, dan terpacu gairah untuk bermain dengan Rupiah. Ketika Oktober 1997 duet Soedradjat Djiwandono – Mar’ie Muhammad memutuskan untuk melepas ambang intervensi, mereka pun mendobrak. Rupanya, keputusan historis untuk membiarkan Rupiah mengambang bebas itu tak didukung kondisi yang cukup. Nilai tukar dikuasai dan dimainkan, bahkan dalam seminggu bisa terdepresiasi sampai 50%. Utang membengkak, harga barang melonjak, produksi mandek, banyak perusahaan bangkrut. Inflasi membubung, dan perekonomian nyaris ambruk. Tak disangka, fondasi ekonomi kita demikian keropos.boleh ada berita buruk.
Ada 4 faktor yang menurut Theo bisa jadi penentu naik turunnya kurs: fondasi ekonomi makro, carta/grafik berdasarkan rumus, faktor teknis-psikologis, dan ulah para spekulan. Soal fondasi ekonomi, menurut Theo, pasar telah mendapat bukti rentannya perekonomian kita. Carta atau grafik pun sudah dibuat saat kita menempuh rezim devisa terkontrol; misalnya dengan mematok depresiasi tahunan 3 – 4%. Sedangkan faktor psikologis sangat berhubungan dengan ulah spekulan, apa lagi dalam rezim devisa bebas. “Sekali pasar memperoleh bukti mata uang suatu negara bisa didikte, mereka mendikte terus.”
Pendiktean harga, yang terjadi setelah ada dorongan psikologis, berawal dari berita-berita politik yang berpotensi “dimainkan”. Theo menunjuk contoh, seluruh dunia tahu Indonesia pra-11 Maret 1998 menghadapi suksesi. Maka berita tentang Presiden Soeharto dan situasi sosial politik menjadi bahan permainan spekulan. Keadaan sakit, yang dalam bahasa Inggris bisa dirumuskan dalam beberapa kata, mulai dari He’s sick, He’s ill, sampai He’s seriously ill, mengakibatkan beraneka nilai kurs.
Memang benar. Menurut catatan Theo, grafik penurunan itu berlangsung sejak bank sentral ketahuan tak punya nyali sehingga menyebabkan Rupiah turun dari Rp 3.000,- ke Rp 3.800,- terhadap AS $. Angka turun lagi ke Rp 4.400,- karena Pak Harto istirahat. Kemudian menjadi Rp 4.800,- karena imbas krisis Korea, turun ke Rp 5.600,- karena Pak Harto batal ke Malaysia, dan dari Rp 6.200,- ke Rp 9.000,- karena pencalonan B.J. Habibie sebagai wakil presiden. Kurs membaik setelah penandatanganan nota kesepakatan dengan IMF 15 Januari, namun turun lagi setelah terjadi beberapa kerusuhan dan demonstrasi.
Kenyataan itu membuktikan, dalam rezim devisa bebas segala berita dan peristiwa baik menjadi syarat utama. Dalam berbagai kesempatan Theo mengingatkan, membiarkan Rupiah mengambang bebas sama dengan bunuh diri tanpa dibarengi perbaikan di segala sektor yang akhirnya melahirkan berita buruk. Percuma ada janji segala macam reformasi, penghapusan monopoli dan oligopoli, tetapi tak ada wujudnya.
Dapat dimengerti, naik-turunnya nilai Rupiah tak lagi ditentukan oleh hukum ekonomi, keseimbangan antara penawaran dan permintaan. “Tak ada teori yang bisa menjelaskan hal ini,” kata Theo. “Saat masyarakat makin tahu persoalan, omongan para ekonom sering diabaikan. Pemain seperti saya yang diperhatikan”
Lantas, berapa kurs AS $ yang wajar? “Ambil nilai terakhir sebelum krisis Rp 2.400,-. Ditambah 80%-lah, sekitar Rp 4.320,-.” Penjelasannya, dalam 10 tahun terakhir perbedaan suku bunga antara AS $ dan Rupiah sekitar 10%. Suku bunga AS $ 5% dan suku bunga Rupiah 15%. Selisihnya 10%, dan dalam 10 tahun menjadi 100%. Sementara depresiasi per tahun, katakanlah 4%. Jadi dalam 10 tahun menjadi 40%. “Nah, selisih antara perbedaan suku bunga dan depresiasi dalam 10 tahun, 100% – 40% = 60%. Tak usah dipatok 60%; beri kemungkinan sampai 80% untuk ditambahkan pada kurs terakhir. Jadi 180% dari Rp 2.400,- = Rp 4.320.”
Tapi sekali lagi kenyataan membuktikan, segala teori dan hukum ekonomi tak berlaku bagi kurs yang liar karena permainan.

Kisah Sukses Trader Forex Theo Francisco Toemion 3 Kisah Sukses Trader Forex Theo Francisco ToemionDunia perdagangan Forex (Valas) dewasa ini bagaikan dikontrol para fund manager besar yang disebut big boys. Menurut Theo, jumlah big boys yang tercatat saat ini 2.500 orang. Akumulasi modal mereka sekitar AS $ 1.300 miliar, dan dalam keadaan terpaksa bisa mendapat pinjaman hingga 10 kali lipatnya. Jumlah ini sungguh raksasa, sebab cadangan devisa negara-negara kaya yang tergabung dalam OECD pun kalau digabung tak lebih dari AS $ 700 miliar. Maka bisa dibayangkan betapa konyolnya gagasan untuk melawan spekulan dengan cadangan devisa hanya AS $ 20 miliar, misalnya.
Dari 2.500 big boys itu terbawa serta ribuan orang lain sebagai mitra atau pelaksana. Sudah menjadi kebiasaan, pengambilan posisi para pelaksana ditentukan oleh tokoh besar. Jika Soros, misalnya, mengambil posisi Rp 9.000,- untuk 1 AS $, yang lain pasti mengikuti. Jika esoknya Soros menjual dengan harga Rp 9.500,-, yang lain pun pasti ikut. Semua serempak, dan begitulah nilai mata uang dimainkan.
Kalau mata uang suatu negara dipatok pada nilai tetap, spekulan memang tidak lagi bisa main. Hanya saja, menurut Theo, konsekuensinya ada dalam perekonomian negara yang bersangkutan. Bagi Theo, reformasi ekonomi apa pun yang dipilih pemerintah tak penting benar, asal bisa mengatasi segenap konsekuensinya. Misalnya, pelepasan batas intervensi mensyaratkan perbaikan ekonomi total, sedangkan pematokan nilai uang mensyaratkan cadangan devisa yang cukup dan perbankan yang sehat.
“Tak bisa pula dilepaskan faktor keberanian bank sentral. Kepada siapa pun yang mau memaksakan kehendak, bank sentral tak boleh setengah hati. Kalau perlu habis-habisan berintervensi. Jika ini terus berlanjut, dan dunia membuktikan konsistensi kita, pasar pun akan segan,” kata Theo. “Betapa pun kuat dan nafsunya spekulan, kalau menghadapi otoritas moneter yang teguh dan konsisten, mereka juga berpikir untuk main-main. Seperti pernah dialami Hongkong, para spekulan menghentikan serbuan karena tahu Inggris berada di belakangnya. Tak seorang pun ragu ketangguhan sistem keuangan Inggris.”
Kasus Indonesia, menurut Theo, adalah bukti kesekian dari pelecehan para big boy terhadap otoritas moneter. Permainan selisih kurs antara Rupiah – AS $ jauh lebih mudah ketimbang permainan selisih kurs Yen – AS $ atau Mark Jerman – AS $ yang didukung otoritas moneter sangat berwibawa, dan karenanya disebut hard currencies. Akibatnya sangat mudah diterka, bahkan oleh ibu-ibu rumah tangga, pihak yang acap disalahkan karena dikira ikut-ikutan berspekulasi. Masalahnya, menurut Theo, selain tuduhan itu tak benar karena jumlahnya tak seberapa dibandingan dengan aktivitas pasar uang, pemikiran para ibu sangat simpel. Jika dulu mudah menghitung depresiasi, 3 – 4% setahun, siapa sangka tiba-tiba depresiasi bisa 20% dalam sehari? Kalau punya simpanan Rupiah dan berbunga, katakanlah 40%, pada akhir tahun tak akan mencapai jumlah jika didolarkan. Pada akhirnya memang tak ada pihak yang bisa disalahkan kalau terjadi perburuan mata uang asing, karena negara menganut rezim devisa bebas.

Di pasar uang, komoditas yang diperdagangkan tak cuma valuta asing. Menurut Theo, meski pemerintah mematok kurs Rupiah, tak berarti kegiatan berhenti. Ada pelbagai macam surat berharga dan surat-surat komersial yang diperdagangkan.
Memang, belakangan problem ekonomi negara kita tak cuma berasal dari dalam negeri, melainkan dari luar negeri. Lembaga pemeringkat semacam Standard’s & Poor, sekalipun banyak dicibir, pengaruhnya terhadap pasar sangat besar. Peringkat buruk yang disandangkan kepada Indonesia, Maret lalu, adalah klimaks dari kesulitan eksternal. Alat pembayaran berjangka seperti letter of credit (L/C) tak diterima, investor asing pun tak serta merta datang buat menanamkan modal. “Dengan peringkat itu, pembeli kertas berharga dari Indonesia tak lagi dianggap berinvestasi, melainkan dicurigai mau berspekulasi,” kata Theo. “Kalaupun saya, misalnya, menempatkan diri sebagai broker untuk mendatangkan uang dari investor asing, sekarang ini sangat sulit. Ketidakpercayaan demikian kuat, perlu waktu lama untuk memulihkannya.”
Pasar uang dunia memang sulit dilawan. Kalau kekayaan big boys sangat besar, itu konsekuensi dari hakikat pasar uang. “Istilahnya a snowball business, bisnis yang menggelinding bagai bola salju. Orang harus jadi besar untuk survive.”
Bisnis pasar uang, menurut Theo, menganut filosofi dasar: bukan soal berapa jumlah uang yang akan Anda peroleh, melainkan berapa jumlah uang yang siap Anda habiskan. Gambarannya, jika seseorang kerja keras sepanjang tahun hingga memperoleh uang Rp 1 miliar, akan sangat keliru kalau menggunakannya untuk main forex. Tetapi jika seseorang mendapat lotere Rp 1 miliar, yang Rp 800 juta untuk beli rumah/tanah, Rp 100 juta untuk beli kendaraan, dan sisanya untuk main forex, silakan saja. “Maka, kalau ada seorang fund manager siap menghabiskan AS $ 5 miliar di pasar forex, tak terbayang berapa besar kekayaannya”

Kisah Sukses Trader Forex Theo Francisco Toemion 4 Kisah Sukses Trader Forex Theo Francisco ToemionBisnis di pasar uang tak sama dengan judi. Kata Theo, jika judi nasib pelaku 100% tergantung pada kartu, “Di pasar uang ada hal-hal yang bisa diperhitungkan dan dicarikan peluang.”
Menurut Theo, ada 7 tingkat yang harus dicapai untuk betul-betul memahami bisnis ini. Selain 4 faktor penentu nilai mata uang yang sudah disebut tadi, ada beberapa hal lain seperti lobi atau hubungan, termasuk kemampuan berbahasa, faktor intelijen alias daya endus informasi, dan hal paling abstrak dan sulit, sehingga orang tak sanggup berpikir lagi. “Misalnya, semua faktor telah terpenuhi, prediksi sudah dilakukan, tapi tak ada action. Ketika faktanya sama dengan yang sebelumnya telah diperhitungkan, muncul rasa sesal kenapa tidak begini kenapa tidak begitu. Itulah yang saya maksud tingkat ketujuh.”
Sekalipun menggiurkan, bisnis di pasar uang penuh kekecewaan. “Karena apa? It’s about money. Orang hanya tergiur melihat angka. Mereka ramai-ramai bermain, sementara tatanan dan hukumnya tak mudah dipelajari. Lagi pula dunia itu sudah dikuasai mafia, big boys, dalam cara kerja yang terintegrasi. Apa pun permainan para pendatang, mafia-lah yang memperoleh keuntungan”
Menurut Theo, setelah perang dingin reda dan komunisme runtuh, tak ada lagi kekuatan yang punya daya penghancur sangat dahsyat selain uang. “Ketika uang menjadi komoditas, dampaknya global. Bencana keuangan di suatu negara segera bisa merembet ke negara lain. Siapa sekarang orang kaya di kawasan krisis yang merasa terjamin hingga 7 keturunan? Tak terbayangkan, uang bisa berlipat kali atau hancur sama sekali hanya dalam hitungan hari.”
Jika ditarik ke dimensi filosofis, kata Theo, krisis ekonomi adalah akibat ulah manusia yang menganggap uang sebagai ideologi. Fakta menunjukkan, miliaran AS $ telah menguap entah ke mana. Lembaga keuangan banyak yang rugi, Soros rugi, demikian pula para big boy. Tak jelas ke mana uang-uang itu pergi.
“Inilah tanda-tanda zaman,” kata Theo. “Tuhan kasih antibiotik untuk mereka yang terlalu menghamba pada uang. Orang kaya pusing, konglomerat pusing. Rasain.”

Terjunnya Theo di kancah pasar uang agaknya tak terduga sebelumnya. Pria kelahiran Manado, 21 September 1956, ini semula berangan-angan jadi pastor, tapi dikeluarkan saat naik ke kelas 3 Seminari Menengah Tomohon tahun 1974. Anak ke-4 dari 7 bersaudara ini sama saja dengan ayah, paman, para sepupu, dan saudaranya, yang pernah masuk ke seminari namun gagal jadi pastor. “Saya menanggung harapan besar. Nilai dan aktivitas sekolah bagus. Maka ibu terguncang dan jatuh sakit ketika saya keluar,” kenangnya.
Pastor pembimbing waktu itu mengatakan, ia akan lebih sukses hidup di luar biara. Kendati sedikit menyesalkan keputusan itu, ia berbalik haluan. Ia melamar ke Bank Indonesia dan diterima di BI cabang Surabaya. Setelah 2 tahun bekerja, timbul keresahan di antara teman-temannya yang cuma berijazah SMA. Sebab dengan begitu, mereka tak mungkin bisa masuk jajaran staf. “Nggak bakal pakai dasi dong seumur-umur,” papar Theo mengenang.
Nampaknya BI tanggap pada kegalauan itu dan mengadakan seleksi untuk promosi. Yang lolos akan disekolahkan sejajar dengan universitas. Dari BI Surabaya lulus 4 orang, salah satunya Theo. Sementara dari seluruh Indonesia terjaring 60 orang. Mereka dimasukkan ke Pendidikan Ahli Administrasi dan Keuangan Bank di Jakarta, menjalani pendidikan maraton dari pukul 08.00 – 17.00 setiap hari dengan fasilitas penuh, selama 3 tahun. “Gelarnya sejajar akuntan, tapi BI nggak kasih gelar, takut kami keluar.”
Sempat bekerja di bagian pengawasan BI selama setahun, ia kembali mengikuti seleksi intern guna ditempatkan di London. Dari 40 peserta hanya Theo yang lulus. Di London ia langsung jadi staf termuda pada umur 23 tahun. Kesempatan di sana ia gunakan untuk mengikuti serangkaian pelatihan dan praktek. Belajar forex di Paris, London, Amsterdam, dan Kopenhagen. Mempelajari bank sentral di Denmark dan Belanda, menggeluti cadangan emas di Swis, juga duduk dan bermain di banyak ruang transaksi forex. “Waktu itu kepala dealing room Jakarta pindah, jadi saya disiapkan untuk menggantikannya. Saya sadar, untuk jadi dealer harus punya pengalaman dan cakrawala dengan duduk di pusat keuangan dunia.”
Penempatan dealer di BI sebenarnya bertujuan untuk mengelola cadangan devisa sejumlah AS $ 6 miliar dengan menempatkannya di posisi yang tepat. Bukan untuk memperdagangkannya. “Maka di luar jam kerja, saya main margin trading atas nama pribadi, bukan BI.”
Setelah 5 tahun bermukim di Inggris, Theo sebenarnya ingin pulang ke tanah air, tetapi pemerintah Inggris mengetahui reputasinya dan memberi izin tinggal tetap. Ia bisa bekerja apa saja. “Wah, percaya dirilah saya. Pekerjaan BI yang diidamkan banyak orang nggak terlalu menggiurkan lagi,” kata Theo.
Maka, ketika benar-benar pulang ke Indonesia ia sekaligus minta izin keluar dari BI untuk masuk ke London School of Economics (LSE). Maksudnya sebagai batu loncatan untuk bekerja di Bank Dunia atau IMF. Tapi keasyikan bermain forex membuatnya malas bersekolah. “Jiwa saya player, jadi saya tak jadi masuk LSE meskipun sudah diterima. Saya main valas terus, dan ingin menikmati hasilnya. Saya ingin menikmati hidup bukan sebagai pegawai BI yang bertahun-tahun cuma bisa naik mobil sederhana.”
Saat main margin trading, pertengahan 1980-an, modal dengkul masih berlaku. Modalnya dipinjami, tapi kalau untung masuk kantung sendiri. Pokoknya main untuk meramaikan. Masa itu tak sulit mereguk untung lantaran pasar gampang diterka. Dolar turun searah. Tapi sejak 1987, peluang meraup keuntungan makin sulit. Selain pemain makin banyak, modal pun mulai diatur. Saat itulah Bank Duta terpuruk karena permainan valas.
Soal kesempatan meraup untung memang tak ada yang lebih cepat daripada main valas. “Saya masih ingat, hanya dengan mengangkat telepon dari vila di Puncak sambil main gaple dan makan pisang goreng, bisa dapat AS $ 60.000 semalam.”
Kisah Sukses Trader Forex Theo Francisco Toemion 5 Kisah Sukses Trader Forex Theo Francisco ToemionTelepon memang diibaratkan cangkulnya buat cari makan. Juga berbagai perangkat komunikasi. Baik untuk bertransaksi ke seluruh dunia, memantau pasar yang berjalan 24 jam sehari, juga melihat kerugian dan keuntungan uangnya. “Tapi hidup saya tak habis di sana. Apa lagi saya harus membagi pengetahuan kepada banyak orang. Kalau menulis dan bikin analisis, saya tak main. Saya meramal dan menghitung, biar orang lain yang dapat keuntungan.”
Theo tak terikat pada suatu lembaga keuangan. Kalau mau main, ia sendiri yang menentukan. Sejak tahun lalu, ia mendirikan perusahaan jasa konsultasi pasar uang Speed Currency. Bagi yang ingin tahu atau ingin main valas boleh jadi pelanggan. Dengan membayar AS $ 100/bulan, Theo pun memberi analisis dan panduan.
“Cita-cita saya membuat Speed Currency seperti Bloomberg. Ia besar dan disegani, meski awalnya juga dirintis di garasi,” ia menunjuk garasi di rumahnya yang berhalaman luas di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Ia mempekerjakan 4 orang yang, selain mengolah analisis, juga bertindak sebagai fund manager. “Mereka jago-jago yang tak bisa dianggap remeh, karena lewat tangannya sering terjadi transaksi miliaran dolar,” kata Theo bangga.
Karena bekerja di rumah, Theo tak terikat pada aturan dan jadwal kerja yang pasti. Ia adalah pegawai bagi dirinya sendiri. Juga pegawai yang mengantar anak-anak ke sekolah, menemani mereka bepergian, bahkan mendampingi saat mereka mau tidur.
Theo menganggap, anak-anak lebih memerlukan kebersamaan ketimbang uang. Tak soal ia telah punya vila di Puncak, Jawa Barat, dan hotel di atas tanah 10 ha di Manado. Anak-anak pula yang menghadirkan cerita unik bagi perjalanan hidup Theo. Saat masih di dalam kandungan, kecuali si bungsu Daniel (hampir 2 bulan), mereka berada di tempat yang jauh dari rumah. Dari yang sulung tempatnya paling jauh, sampai si bungsu yang paling dekat. Namun akhirnya semua lahir di Jakarta.
Menurut istrinya, Sandra Pingkan Adriana Lolong (38), si sulung Monika (12) berada di dalam kandungan saat mereka di New York . “Barulah 2 bulan menjelang melahirkan, saya kembali ke Jakarta,” kata Sandra. Begitu pula Abi (9) yang dikandung saat mereka tinggal di London. Keisha (7) anak ketiga, dikandung di Singapura. Sedangkan Dorothea (5) dikandung sewaktu mereka di Manado. Barulah anak ke-5, Daniel, menghabiskan seluruh masa janin hingga lahir di Jakarta.
Jumlah anak sampai 5, bagi pasangan Theo dan Sandra juga cerita tersendiri. Theo memang dari keluarga besar, namun Sandra hanya 2 bersaudara. Setelah kelahiran Abi, keduanya ingin ber-KB. “Tapi apa mau dikata, kebobolan terus. Selain mengalami beberapa kegagalan, saya pun pernah kehilangan spiral,” kata Sandra. “Akhirnya, setelah melahirkan Daniel, saya minta disteril.”
Buat pasangan ini, anak-anak adalah segalanya. Mereka yang terbiasa memanggil “Papa Theo” adalah rekan sepanjang hidup, sekaligus jadi rem manakala Theo terlalu keasyikan bermain uang. 
(G. Sujayanto/A. Heru Kustara/Mayong S. Laksono)



Disclaimer Valas  : 

  1. Trading di pasar valuta asing memiliki risiko yang tinggi, termasuk kehilangan semua modal dan kerugan lainnya, yang tidak sesuai dengan tingkat risiko semua orang. 
  2. Sebelum bertrading Valas, harus membuat penilaian independen tentang apakah berdagang di pasar valuta asing sesuai dengan karakter, terkait dengan kondisi finansial, pengalaman investasi, toleransi risiko, dan faktor lainnya.
  3. Tidak ada satu pun di dunia ini yang memiliki metode yang menjamin anda untung 100 %. Karena hasil masa lampau tidak bisa di jadikan pedoman untuk di masa mendatang.
  4. Tidak ada satu pun metode yg sempurna 100% baik itu teknikal maupun fundamental. 


HANYA PENGALAMAN & PSIKOLOGIS  KUNCI UTAMA